Jakarta - Ketua umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono telah bertemu dengan capres nomor urut 1 Prabowo Subianto. Pertemuan ini tak dinilai cawapres Jusuf Kalla sebagai bentuk keberpihakan SBY pada Prabowo.
"Menasihati kan bagus. Tapi tidak memihak. Buktinya tidak ngomong apapun. Cuma 20 menit (pertemuannya)," kata Jusuf Kalla saat hendak bertolak ke Makassar di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (7/7/2014).
Ia percaya dalam pertemuan itu tak ada pernyataan dukungan atau sejenisnya. Menurutnya, SBY masih netral meski Ketua Harian DPP Demokrat Syarif Hasan menyatakan partai berlambang bintang mercy itu mendukung Prabowo-Hatta.
"Saya masih percaya netral. Kalau tidak, membahayakan dirinya sendiri," ujarnya.
"Yang paling berisiko itu kalau orang sudah dipecat, didukungnya untuk jadi panglima tertinggi, logikanya di mana kalau jenderal?" ucap Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini.
Mantan wapres SBY di tahun 2004 menilai pertemuan SBY dan Prabowo itu tak signifikan meningkatkan elektabilitas Prabowo. Ia menyebut eletakbilitas Prabowo justru menurun meski sudah bertemu SBY.
Ia berharap SBY bijaksana dengan tetap di posisi netral. Tak menggunakan posisi dan kekuatannya untuk mendukung Prabowo Hatta.
"Ndak (khawatir). Mudah-mudahan (SBY tidak menggunakan posisinya untuk menangkan Prabowo). kita berdoa tidak," ucapnya.
Ikuti sejumlah peristiwa menarik yang terjadi sepanjang hari ini hanya di "Reportase" TRANS TV Senin - Jumat pukul 12.45 WIB"Menasihati kan bagus. Tapi tidak memihak. Buktinya tidak ngomong apapun. Cuma 20 menit (pertemuannya)," kata Jusuf Kalla saat hendak bertolak ke Makassar di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (7/7/2014).
Ia percaya dalam pertemuan itu tak ada pernyataan dukungan atau sejenisnya. Menurutnya, SBY masih netral meski Ketua Harian DPP Demokrat Syarif Hasan menyatakan partai berlambang bintang mercy itu mendukung Prabowo-Hatta.
"Saya masih percaya netral. Kalau tidak, membahayakan dirinya sendiri," ujarnya.
"Yang paling berisiko itu kalau orang sudah dipecat, didukungnya untuk jadi panglima tertinggi, logikanya di mana kalau jenderal?" ucap Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini.
Mantan wapres SBY di tahun 2004 menilai pertemuan SBY dan Prabowo itu tak signifikan meningkatkan elektabilitas Prabowo. Ia menyebut eletakbilitas Prabowo justru menurun meski sudah bertemu SBY.
Ia berharap SBY bijaksana dengan tetap di posisi netral. Tak menggunakan posisi dan kekuatannya untuk mendukung Prabowo Hatta.
"Ndak (khawatir). Mudah-mudahan (SBY tidak menggunakan posisinya untuk menangkan Prabowo). kita berdoa tidak," ucapnya.
(bil/trq)
Sumber http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/07/07/153949/2630234/1562/jk-percaya-sby-tetap-netral-meski-sudah-bertemu-prabowo
0 comments:
Posting Komentar